Langkah Strategis Bupati Tangani Bencana |
Langkah Strategis Bupati Tangani Bencana
KUDUS (4/4) - Bencana banjir di Kudus telah berlalu bulan Februari lalu. Dari kejadian yang berlangsung lebih dari satu bulan itu, kerugian ditaksir mencapai Rp. 500 miliar. Mulai dari sarana prasarana umum dan insfrastruktur, bangunan, hingga sektor perekonomian dan pertanian. Kesigapan pemkab bersama masyarakat menjadi kunci utama dalam penanganan bencana banjir ini. Semua bantuan yang diterima dan disalurkan telah diekspos di media massa sebagai bentuk transparansi.
Pembagian tugas dan koordinasi jajaran pejabat yang dipimpin oleh bupati Kudus berjalan dengan baik. Mulai dari proses evakuasi hingga penyiapan logistik bagi pengungsi. Tak kurang dari 14.000 warga Kudus mengungsi yang tersebar di berbagai tempat di Kudus. Itulah yang disampaikan Bupati Kudus H. Musthofa saat menyampaikan paparan dalam diskusi penanganan bencana pascabanjir di depan forum wartawan Pemprov-DPRD Jawa Tengah, di Semarang, Jumat (4/4).
”Saya mengajak kepada seluruh masyarakat Kudus, termasuk para pengusaha. Untuk saling membantu mengatasi bencana banjir ini. Karena Kudus ini bukan milik bupati secara pribadi, tetapi milik masyarakat Kudus secara luas,” jelasnya dalam forum itu.
Bupati juga menambahkan, dirinya terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi banjir, pengungsi, dan sarpras umum berupa talud/tanggul dan jembatan. Termasuk koordinasi dengan pemprov dan pemerintah pusat untuk penanganan bencana secara terintegrasi. Yang mendesak dilakukan saat itu adalah pengurukan jalan depan terminal induk Kudus yang tergenang hingga satu meter lebih.
”Karena Kudus ini berada di jalur pantura, maka saya mengambil langkah sigap dengan menguruk jalur banjir itu untuk segera dapat dilewati kendaraan. Karena akses sembako ke ibukota juga terhambat,” tambahnya.
Disinggung mengenai upaya untuk mengatasi korban jiwa dan harta benda yang hilang, Bupati menyiapkan dana santunan kematian. Sebesar Rp. 2,5 juta bagi warga meninggal karena bencana. Sedangkan bagi rumah roboh, mendapat bantuan sebesar Rp. 15 juta. Ini merupakan stimulan dari Pemkab untuk menggugah semangat masyarakat dalam membantu saudara kita yang terkena bencana.
”Selain itu, di daerah rawan longsor seperti di Rahtawu dan Menawan (dukuh Kambangan), Gebog, kami telah menyiapkan lahan untuk relokasi dan adanya program transmigrasi,” ujarnya.
Untuk yang membutuhkan modal usaha pascabencana ini, Bupati juga mengadakan program pinjaman dana bergulir. Dengan langkah seperti ini, diharapkan pelaku usaha kecil tetap menjalankan lagi usahanya. Sehingga semangat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kudus bisa bangkit kembali. (*)
KUDUS (4/4) - Bencana banjir di Kudus telah berlalu bulan Februari lalu. Dari kejadian yang berlangsung lebih dari satu bulan itu, kerugian ditaksir mencapai Rp. 500 miliar. Mulai dari sarana prasarana umum dan insfrastruktur, bangunan, hingga sektor perekonomian dan pertanian. Kesigapan pemkab bersama masyarakat menjadi kunci utama dalam penanganan bencana banjir ini. Semua bantuan yang diterima dan disalurkan telah diekspos di media massa sebagai bentuk transparansi.
Pembagian tugas dan koordinasi jajaran pejabat yang dipimpin oleh bupati Kudus berjalan dengan baik. Mulai dari proses evakuasi hingga penyiapan logistik bagi pengungsi. Tak kurang dari 14.000 warga Kudus mengungsi yang tersebar di berbagai tempat di Kudus. Itulah yang disampaikan Bupati Kudus H. Musthofa saat menyampaikan paparan dalam diskusi penanganan bencana pascabanjir di depan forum wartawan Pemprov-DPRD Jawa Tengah, di Semarang, Jumat (4/4).
”Saya mengajak kepada seluruh masyarakat Kudus, termasuk para pengusaha. Untuk saling membantu mengatasi bencana banjir ini. Karena Kudus ini bukan milik bupati secara pribadi, tetapi milik masyarakat Kudus secara luas,” jelasnya dalam forum itu.
Bupati juga menambahkan, dirinya terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi banjir, pengungsi, dan sarpras umum berupa talud/tanggul dan jembatan. Termasuk koordinasi dengan pemprov dan pemerintah pusat untuk penanganan bencana secara terintegrasi. Yang mendesak dilakukan saat itu adalah pengurukan jalan depan terminal induk Kudus yang tergenang hingga satu meter lebih.
”Karena Kudus ini berada di jalur pantura, maka saya mengambil langkah sigap dengan menguruk jalur banjir itu untuk segera dapat dilewati kendaraan. Karena akses sembako ke ibukota juga terhambat,” tambahnya.
Disinggung mengenai upaya untuk mengatasi korban jiwa dan harta benda yang hilang, Bupati menyiapkan dana santunan kematian. Sebesar Rp. 2,5 juta bagi warga meninggal karena bencana. Sedangkan bagi rumah roboh, mendapat bantuan sebesar Rp. 15 juta. Ini merupakan stimulan dari Pemkab untuk menggugah semangat masyarakat dalam membantu saudara kita yang terkena bencana.
”Selain itu, di daerah rawan longsor seperti di Rahtawu dan Menawan (dukuh Kambangan), Gebog, kami telah menyiapkan lahan untuk relokasi dan adanya program transmigrasi,” ujarnya.
Untuk yang membutuhkan modal usaha pascabencana ini, Bupati juga mengadakan program pinjaman dana bergulir. Dengan langkah seperti ini, diharapkan pelaku usaha kecil tetap menjalankan lagi usahanya. Sehingga semangat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kudus bisa bangkit kembali. (*)
Baca selanjutnya http://kuduswali2jawi.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar